Menjadi Seorang Worship Leader

Bagi seorang Worship Leader, ada hal yang sangat penting dan sangat unik. Dan ternyata hal yang paling penting justru bukan kemampuan vocal, karisma, atau bahkan kemampuan memimpin itu sendiri. Hal terpenting adalah dasar keimanan dan spiritualitas kita.

Seorang worship leader memimpin worship (penyembahan). Anda tidak memimpin music. Anda bisa menipu untuk beberapa waktu. Bahkan mungkin anda dapat membaca situasi dalam ibadah seperti membaca buku (sangat jelas), tapi cepat atau lambat akan merasa kosong, kehilangan motivasi.

Jadi sekarang? Bagaimana kondisi kerohanian dan kepemimpinan kita dalam penyembahan? Ada satu test yang cukup menarik dan akurat. Coba anda dengarkan kata-kata anda pada sebuah lagu atau diantara lagu yang satu dengan lagu lain. Kata-kata itu bisa berupa penyembahan bebas atau bermazmur. Apakah kata-kata dan mazmur yang keluar itu benar-benar berasal dari penyembahan saat teduh kita? Apakah yang keluar adalah kata-kata mazmur lama yang tua yang membosankan yang selalu digunakan dan tidak otentik (asli)? Kata-kata semacam “Kami mengasihi-Mu Tuhan”, “kami memuji-Mu”, “Engkau baik” bukanlah hal yang buruk tapi lebih semacam kata-kata “pinjaman” daripada original.

Adalah sangat penting untuk selalu dekat dengan Tuhan, sehingga kita dapat selalu menyanyikan nyanyian baru dan kata-kata yang menyegarkan. Terkadang-kata kata baru yang berasal dari Tuhan itu tidak panjang (walau bisa juga panjang) tapi sangat powerful dan mengena bahkan ke semuan jemaat. Terkadang mazmur baru mungkin seperti “Tuhan, segala berita dan cerita tentang Engkau selalu mengagumkan”. Dalam semua hal, mazmur baru selalu lebih indah daripada kata-kata perulangan setiap minggu yang kita katakan.

Diatas semuanya, nama Tuhan dipermuliakan.

Sangat banyak hal yang mengganggu seorang worship leader dalam memimpin penyembahan. Setidaknya ada 15 pertanyaan yang berseliweran di kepala seorang worship leader pada saat memimpin penyebahan di ibadah. Gimana penutup mik gua? Jemaat ngikutin gerakan praise ga? Jemaat antusias ga? Lagu easy worship nya ada ga? Singernya antusias ga? Fales ga ya gua? Urutan lagu berikut apa ya? Yang kesaksian dating ga ya? Kayanya singernya ada yang fales, kayanya gua fales, suara gua kedengeran ga ya? Gaya yang udah dilatih kmaren inget ga ya? Pokoknya, list pertanyaan seperti itu sering kali ga ada habis-habisnya. Jika pikiran-pikiran tetap kamu biarkan berseliweran selama ibadah, maka kamu ga akan maksimal dan jemaat bisa terganggu karenanya.

Pertanyaan sebenarnya yang harus terjadi adalah : Bagaimana seorang WL menghadapi semua detail ibadah dan disaat yang bersamaan juga memimpin penyembahan di ibadah itu.


  1. Tutup Mata
    Dengan menutup mata, kita menjadi bisa lebih fokus. Sering kali pandangan kita membuat fokus kita terpecah (wah jemaat ga banyak, kok si A ga menyembah, waduh ada Bang Edu). Dengan menutup mata, kita bisa lebih mendengarkan music , berkonsentrasi pada lirik serta kata-kata mazmur kita dan tentu saja perhatian kita jadi lebih fokus pada Tuhan. Dengan begini, kita menjadi contoh bagi jemaat dan pelayan lain dimana mereka melihat bahwa kita tidak fokus pada music tapi kepada Tuhan. Secara nyata, hal yang kita lakukan ini akan membuat jemaat serta pelayan lain untuk melakukan hal yang sama dengan kita.

    Pada saat kita menutup mata, ada baiknya tidak perlu bernyanyi. Jadi diam saja atau bermazmur. Bisa juga kita membayangkan kebaikan Tuhan. Jangan terlalu lama menutup mata. Mungkin hanya sekitar 15-20 detik saja.

  2. BukaMata
    Ini adalah keseimbangan dari Tutup mata diatas. Salah satu hal yang sering terjadi sebagai WL adalah anda hanyut dan asik sendiri dengan penyembahan. Jangan sampai kita meninggalkan jemaat dalam debu sementara kita sudah berada di awan bersama Tuhan.


  3. Pahami pengertian dari "Ibadah penyembahan yang sukses"
    Terkadang ada pemain music yang mengatakan “Man, itu ibadah tadi kacau, temponya kecepetan” atau mungkin Singer mengatakan “duh tadi parah banget, lagunya banyak yang dirubah-rubah tanpa sepengetahuan” . Ada yang menganggap bahwa ibadah yang sukses adalah pada saat music berjalan dengan baik. Itu sama sekali tidak benar. Musik hanya mendukung pengalaman menyembah kita bukan menjadi segala-galanya.

    Kesuksesan mungkin dapat diartikan pada saat kita menjawab pertanyaan ini “Apakah jemaat dan pelayan terhubung dengan Kristus?”. Pengertian yang benar mengenai ibadah memungkinan kita untuk menyembah dan memberikan kita perspektif yang benar sehingga pada waktu drum terlalu kencang, singer fales, pemain gitar terlalu berisik, itu ga akan mengganggu kita. Kita kembali menyembah dengan serius dan ngeflow.


  4. Menyembah dari kepenuhan
    Dari bejana yang penuh minyak, akan tertumpah minyak. Demikian juga dalam memimpin penyembahan. Dari hati dan saat teduh yang penuh dengan pujian dan penyembahan, dari sanalah kita bisa melepaskan penyembahan kita dan memimpin jemaat. Bejana yang kosong ga akan menghasilkan apa-apa, sama seperti hati yang hambar dari seorang WL akan sangat mengganggu.

  5. Berlatih
    Semakin sering kita menyanyikan sebuah lagu, akan semakin nyaman kita menyanyikannya. Semakin sering kita berlatif vocal, akan semakin santai kita dalam mencapai nada-nada yang mungkin sulit. Dengan berlatif, banyak hal yang tidak perlu dikuatirkan lagi.

  6. Relax
    Kenyataan yang harus disadari adalah bahwa control bukan ditangan pada WL, tapi ditangan Tuhan. Dan Ia lebih besar dari segala sesuatu yang mungkin terjadi. Lakukan yang terbaik dan bergembiralah karenanya. Jika anda bergembira, wajah anda akan memancarkannya.

    Hal yang harus diingat adalah bahwa point-point diatas itu tidak bisa secara instan dikuasai. Semua butuh proses. Semakin anda sering memimpin penyembahan,semakin nyaman anda dalam melakukannya. Semakin nyaman anda melakukannya maka semakin santai anda dalam memimpin penyembahan dan dengan demikin semakin mudah untuk melakukan hal-hal yang diatas. Kecuali berlatih. Itu dilakukan sebelum ibadah dan sesudah ibadah tapi bukan pada saat ibadah. Terus maju dalam Tuhan.

  1. Sebagai Pemimpin Pujian kita harus “bersih” dengan tugas kita sebagai Pemimpin Pujian. Tujuannya: Membawa jemaat ke dalam hadirat Tuhan dan agar mereka bisa berdiam dan merasakan hadirat Tuhan, mempersiapkan jemaat untuk ditaburi dengan firman Tuhan, menciptakan atmosfir surgawi.

  2. Dalam mempersiapkan lagu pilihan tema untuk setiap minggunya, misalnya tema untuk minggu ini adalah perayaan pujian, jadi lagu-lagunya menjurus tentang perayaan, atau mungkin temanya adalah intimasi. Agar memiliki tema dalam suatu kebaktian, kita harus peka terhadap pimpinan Tuhan dan juga berkomunikasi dengan pemimpin/pendeta kita.

  3. Praktis dan berikan yang terbaik buat Tuhan. Bangun talentamu!

  4. Jangan memaksakan jemaat, pimpinlah dengan iman dalam naungan Roh Kudus. Tahu bagaimana harus berkomunikasi dengan jemaat, pemusik, singers, contohnya: kontak mata, bangun hubungan antara kita dengan team, tanda-tanda lewat tangan.

  5. Jadilah dirimu sendiri karena kita mempunyai panggilan dan keunikan masing-masing. Jangan mencoba untuk menjadi orang lain. Kita harus menjadi kokoh dan tahu bahwa Tuhan memanggil kita untuk melakukan apa yang Ia inginkan. Kita mempunyai peranan penting. Jadi bekerjalah dari dalam karena apa yang ada di dalammu itulah yang akan mengatur apa yang akan kau lakukan.

  6. Berkomunikasilah dengan pendeta. Kadangkala ada waktu-waktu tertentu dimana pemimpin pujian dan pendetanya harus duduk dan merencanakan untuk perkembangan dan rencana untuk Team Pujian dan Penyembahan dan dibawah kontrol (visi) pendeta. Milikilah hubungan yang kuat dengan gembala dan bekerjalah dengannya dan bergerak bersama dengan visi gembala. Ibr 13:17, bekerja di bawah otoritas gembala, dan melayani dalam visi di rumah Tuhan. Mempunyai komitmen dengan gembala demi kesuksesan di dalam segala hal. Setan suka sekali mencoba untuk menghancurkan hubungan antara WL (Worship Leader) dan pendeta supaya gereja itu tidak bisa berkembang, sebelumnya kita harus memecahkan tembok itu dan bersama dengan pastor kita maju (1 Pet. 4:10). Kita berlari arena yang sama, kita harus lari bersama. Mazmur 81;15. penundukan diri datang dari hati kita.

  7. Setialah kepada team, tingkatkan komitmen di dalam team. Bangun hubungan yang baik dan kesatuan di dalam satu team.

  8. Disiplinlah, contohnya: tepat waktu, kehadiran….

  9. Rendahkanlah dirimu, jangan pernah mempunyai tujuan untuk mencari promosi, tetapi sebagai WL, kita harus belajar untuk meletakkan diri kita di balik salib-Nya sehingga hanya Dia yang dimuliakan. Tudung pelayan adalah kunci keberhasilan sukses kita. Di manapun letak posisi kita, apapun yang kita lakukan kita harus memiliki sikap seorang hamba yang tujuannya hanyalah untuk menyenangkan Tuannya.(Filp. 2:3-11). Layani dengan iman yang penuh (Ayb. 23:11-14). Layani dengan sikap hati yang benar (I Pet 4:10-11)

  10. Bangkitlah para pemimpin baru. Jangan takut dengan pemimpin baru, kita harus menjadi orang besar yang tahu bagaimana melepaskan segala sesuatu dalam panggilan-Nya. Jangan cemburu dengan keberhasilan orang lain, melainkan kita harus merasa aman dan yakin dengan diri kita, dan senang dengan keberhasilan orang lain.

  11. Mempunyai ketrampilan untuk memimpin dan berlatih serta memberikan yang terbaik untuk Allah. Melayani dengan roh yang luar biasa (roh yang ingin memberikan yang terbaik) bukan roh yang perfeksionis (roh yang ingin membuat segala sesuatu sempurna dan segala sesuatu teratur) tetapi kita perlu mengetahui pada saat kita memberikan yang terbaik dari dalam hati kita, sehingga Tuhan akan membuatnya sempurna di mata Dia dan bukan di mata manusia.

  12. Jangan mencoba untuk menyenangkan diri sendiri karena itu kita berarti kompromi.Tetapi apapun yang kita lakukan kita harus menyenangkan Tuhan. Terkadang kita harus mengambil langkah untuk taat agar Allah mengambil alih, karena seringkali sebagai WL kita mencoba untuk menyenangkan orang-orang lain bukan menyenangkan Tuhan, karena kita takut ditolak oleh orang. Oleh sebab itu kita harus punya fokus untuk menyenangkan Tuhan dan menjadi aman dengan diri kita, sehingga kita tidak takut ditolak orang, tetapi kita bisa berdiri dan berada dalam penguasaan Allah.

  13. Untuk menjadi seorang penyembah yang benar, itu merupakan suatu proses kehidupan kita, sehingga kalau kita mau diproses Tuhan, kita tidak boleh lari karena Dia sedang membentuk kita untuk menjadi bejana-Nya yang indah. Seberapa lama sih prosesnya itu? Hidup adalah sebuah perjalanan dan demikian juga dalam penyembahan. Seberapa lama proses kita itu tergantung dengan diri kita, dan bagaimana kita meresponi proses tersebut. Apakah kita taat atau malahan kita menunda proses-Nya sehingga kita harus tahu bagaimana tinggal di dalam proses dan tinggal di dalam Allah.

  14. Intinya sebagai WL kita harus mengerjakan 4”S” dalam pelayanan, yaitu Skill /trampil (kemampuan secara tehnik, memahami dasar pengetahuan tentang musik.), Maz. 33:3. Sensitivity/kepekaan terhadap Roh Kudus, terhadap orang lain, dan terhadap arus pimpinan Tuhan (Gal 5:16). Submission/kepatuhan, coba lagi dan coba lagi, karena ini adalah bagian terpenting sbg WL. Kita harus tahu bagaimana tunduk kepada otoritas di atas kita. Tunduk kepada Tuhan dan otoritas di atas kita. Sanctification/Kekudusan, adalah proses dijadikan murni (menjadi seorang pribadi yang utuh), sedang dipisahkan (Rom. 5, Filp. 1:6, I Tes. 5:23, Ef. 1:4, Kol. 1:10,23)

  15. Jadilah nyata! Jangan memakai topeng! Sebagai penyembah-penyembah yang benar, kita harus menghidupi kehidupan dan karakter Kristus, jangan hanya bisa menyembah di atas panggung tetapi berbeda dengan kehidupan di bawah, sehingga kita menjadi orang munafik. Karena itu, marilah berada dalam suatu hidup yang nyata!

6 Response to "Menjadi Seorang Worship Leader"

  1. upiek Says:
    7 Januari 2011 pukul 18.38

    nice articles bro.. thx a bunch 4 giving us a nu perspective of worship.. JBU..

  2. Anonim Says:
    28 September 2013 pukul 17.11

    Artikel yang bermanfaat. TYM.

  3. Anonim Says:
    3 Agustus 2014 pukul 19.54

    Wah artikel nya memberkati banget. Boleh tahu penulis artikelnya? Thanks. Tuhan memberkati

  4. Unknown says:
    5 November 2015 pukul 20.35

    Thanks buat artikelnya... sangat memberkati saya... :) God Bless..

  5. Unknown says:
    6 Mei 2016 pukul 22.20

    Pengetahuan saya tentang WL smakin bertambah.. Thanks 😊 GBU

  6. Unknown says:
    6 Mei 2016 pukul 22.20

    Pengetahuan saya tentang WL smakin bertambah.. Thanks 😊 GBU

Posting Komentar